Rabu, 11 April 2012

KOMPLIKASI PERSALINAN KALA II PANGGUL SEMPIT




 KOMPLIKASI PERSALINAN KALA II PANGGUL SEMPIT

Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah
 ASKEB IV
Semester IV/tingkat 2
Kelas IIB







  











Penyusun
Intan Fitriannisa
NIM : B0009070

Dosen Pengampu : Tri Agustina. H. S.SiT
STIKES BHAMADA SLAWI
Jl. Cut Nyak Dhien Kalisapu Slawi
Telp (0283) 3317706, 3308331
KABUPATEN TEGAL
2011

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 

LEMBAR PENGESAHAN


Kliping Kebidanan Komunitas

Dengan judul MASALAH KEBIDANAN KOMUNITAS

STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
Tahun ajaran 2010/2011, telah diteliti dan disahkan pada
Tanggal :


Yang disusun oleh :

Intan Fitriannisa
Nim : B0009070








Mengetahui
STIKES BHAMADA SLAWI
Ketua,



Titin Marlina, AS.Kep,M.Kes
NIPY :                                     .

 




Dosen Pengampu,



Racmawati, S.ST
NIPY :                          .
 

 











----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT dengan telah selesainya seluruh rangkaian kegiatan yang panjang dalam penyusunan makalah Komplikasi Persalinan Kala II Panggul sempit, Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam  pemahaman tentang Anemia  yang sangat diperlukan dalam suatu harapan mendapatkan keamanan dalam memanfaatkan  informasi kesehatan terutama bagi ibu hamil dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas  mahasiswa  yg mengikuti mata kuliah “Askeb IV”,
Dalam  peroses pendalaman materi Askeb IV,  tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran dari berbagai pihak, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya  kami sampaikan :
  1. Ketua Yayasan Stikes bhamada, Titin Marlinah. M,kes.S,kep
  2. Ka Prodi DIII kebidanan, Siti Erniyati.BP. S,ST
  3. Dosen pembimbing mata kuliah “Askeb IV”, Tri Agustina.H. S,ST
  4. Rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak  memberikan masukan untuk  makalah ini.
Tentunya dalam penyusunan makalah ini kami memerlukan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan materi yang kami sampaikan ini, saya berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.
Semoga Bermanfaat.

Slawi,           Juni 2011
Penulis


 --------------------------------------------------------------------------------------------------------------

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI           .................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2. pengertiyan Panggul sempit ................................................................................. 1
1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2
BAB II pembahasan.................................................................................................. 3
2.1. Definisi ............................................................................................................... 3
2.2. Pembagian Panggul ............................................................................................ 3
2.3. Menilai Panggul Sempit Secara Klinis ............................................................... 4
2.4. Gejala Yang Muncul........................................................................................... 5
2.5. Cara Mengatasi Panggul Sempit saat Persalinan................................................. 5

BAB III PENUTUP
Kesimpulan ...............................................................................................................  6
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................  7

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------


BAB I

KOMPLIKASI PERSALINAN KALA II PANGGUL SEMPIT

PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Persalinan merupakan suwatu proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai. Persalinan pada manusia dibagi menjadi empat tahap penting dan kemungkinan penyulit dapat terjadi pada setiap tahap tersebut.
Penyebab utama kematian ibu di negara yang sedang berkembang sebagian besar adalah penyebab obstetri langsung yaitu; perdarahan post partum, eklamsia, sepsis dan komplikasi lainnya seperti panggul sempit, penyebab kematian ini sebagian besar dapat dicegah, karena di negara-negara dengan angka kematian ibu yang rendah penyebab kematiyan ini tidak didapatkan lagi. Hal ini dapat dilakukan dengan mendeteksi sedini mungkin resiko-resiko yang ada dan mempertimbangkan atau memperkirakan resikonya kemudian mengambil keputusan dengan resiko paling rendah.
1.2  Pengertian Panggul Sempit
Ada 2 definisi panggul sempit, yaitu secara anatomi dan secara obstetri. Secara anatomi berarti panggul yang satu atau lebih ukuran diameternya berada di bawah angka normal sebanyak 1 cm atau lebih. Pengertian secara obstetri adalah panggul yang satu atau lebih diameternya kurang sehingga mengganggu mekanisme persalinan normal.
Lebih jelasnya demikian Pengertian panggul sempit secara anatomi dan secara obstetri. Secara anatomi berarti panggul yang satu atau lebih ukuran diameternya berada di bawah angka normal sebanyak 1 cm atau lebih. Pengertian secara obstetri adalah panggul yang satu atau lebih diameternya kurang sehingga mengganggu mekanisme persalinan normal.

Dalam Obstetri yang terpenting bukan panggul sempit secara anatomis melainkan panggul sempit secara obstetri atau fungsional artinya perbandingan antara kepala dan panggul. Contohnya panggul ukuran normal tetapi bayi ukurannya besar sehingga tidak seimbang antara ukuran bayi dengan jalan lahir. Panggul sempit tetap bayinya kecil/prematur maka masih bisa bayinya lahir secara normal.
1.3  Tujuan
  1. Tujuan Umum
Menjelaskan komplikasi persalinan kala II dengan panggul sempit.
  1. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui cara mengatasi panggul sempit saat persalinan.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Defenisi
Persalinan adalah proses fisiologik dimana uterus mengeluarkan atau berupaya mengeluarkan janin dan plasenta setelah masa kehamilan 20 minggu atau lebih dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan. Menurut cara persalinan dibagi menjadi :
1.   Persalinan biasa atau normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada kehamilan cukup bulan (aterm, 37-42 minggu), pada janin letak memanjang, presentasi belakang kepala yang disusul dengan pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran itu berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tindakan/pertolongan buatan dan tanpa komplikasi.
2.   Persalinan abnormal adalah persalinan pervaginam dengan bantun alat-alat maupun melalui dinding perut dengan operasi caesarea, karena adanya komplikasi atau penyulit-penyulit yang tidak memungkinkan untuk lahir normal.

Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan servik sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahimya bayi. Kala II dikenal juga dengan kala pengeluaran (APN, 2004).Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan serviks sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm. Hal ini sangat berhubungan dengan pemeriksaan jalan lahir terutama dukungan ukuran panggul
Komplikasi persalinan adalah adanya penyulit yang timbul pada saat akan terjadi persalinan yang bisa membuat persalinan beresiko atau lahir tidak normal dengan menggunakan alat atau melalui operasi SC.
2.2    Pembagian Panggul
Kesempitan panggul dibagi sebagai berikut :
  1. Kesempitan pintu atas panggul
Pintu atas panggul dianggap sempit kalau conjugata vera kurang dari 10 cm atau kalau diameter transversa kurang dari 12 cm. Conjugata vera dilalui oleh diameter biparietalis yang ± 9½ cm dan kadang-kadang mencapai 10 cm, maka sudah jelas bahwa conjugata vera yang kurang dari 10cm dapat menimbulkan kesulitan.
  1. Kesempitan bidang tengah panggul
Bidang tengah panggul terbentang antara pinggir bawah symphysis dan spinae ossis ischii dan memotong sacrum kira-kira pada pertemuan ruas sacral ke 4 dan ke 5
  1. Kesempitan pintu bawah panggul
Pintu bawah panggul dikatakan sempit kalau jarak antara tubera ossis ischii 8 atau kurang kalau jarak ini berkurang dengan sendirinya arcus pubis meruncing maka besarnya arcus pubis dapat dipergunakan untuk menentukan kesempitan pintu bawah panggul.
2.3    Menilai Panggul Sempit Secara Klinis
Berikut ini adalah cara untuk menilai panggul sempit secara klinis (dengan pemeriksaan tanpa alat) :
Metode Pinard :
  1. Pasien mengosongkan kandung kemih dan rektum.
  2. Pasien dalam posisi semi duduk.
  3. Tangan kiri mendorong kepala bayi kearah bawah belakang panggul sementara jari tangan kanan di posisikan di tulang kemaluan (simfisis) untuk mendeteksi ketidak seimbangan kepala dengan jalan lahir (disproporsi).
Metode Muller – Kerr :
  1. Metode ini lebih akurat dalam mendeteksi disproporsi kepala dengan jalan lahir.
  2. Pasien mengosongkan kandung kemih dan rektum.
  3. Posisi berbaring telentang.
  4. Tangan kiri mendorong kepala ke dalam panggul dan jari tangan kanan dimasukkan ke dalam vagina (VT) dan jempol kanan diletakkan di tulang kemaluan.

Derajad panggul sempit ditentukan oleh ukuran/jarak antara bagian bawah tulang kemaluan (os pubis) dengan tonjolan tulang belakang (promontorium). Jarak ini dinamakan konjugata vera (garis merah pada gambar di bawah ini).
Dikatakan sempit Ringan: jika ukurannya 9-10 cm, Sempit sedang: 8-9 cm, sempit berat: 6-8 cm dan sangat sempit jika kurang dari 6 cm.

2.4     Gejala yang Muncul
Seorang harus ingat akan kemungkinan panggul sempit kalau :
  1. Aprimipara kepala anak belum turun setelah minggu ke 36
  2. Pada primipara ada perut menggantung
  3. Pada multipara persalinan yang dulu – dulu sulit
  4. Kelainan letak pada hamil tua
  5. Kelainan bentuk badan (Cebol, scoliose, pincang dan lain-lain)
  6. Osborn positip
2.5    Cara Meng-atasi Panggul Sempit Pada Saat Persalinan
Untuk panggul sempit ringan masih bisa dilakukan persalinan percobaan sedangkan mulai sempit sedang dan seterusnya dilakukan persalinan dengan operasi cesar.
Yang disebut persalinan percobaan adalah untuk persalinan per vaginam pada wanita-wanita dengan panggul yang relatip sempit. Persalinan percobaan dilakukan hanya pada letak belakang kepala, jadi tidak dilakukan pada letak sungsang, letak dahi, letak muka atau kelainan letak lainnya.
Persalinan percobaan dikatakan berhasil kalau anak lahir pervaginam secara spontan atau dibantu dengan ekstraksi (forcepe atau vacum) dan anak serta ibu dalam keadaan baik. Kita menghentikan presalianan percobaan kalau:
  1. Pembukaan tidak atau kurang sekali kemajuaannya
  2. Keadaan ibu atau anak menjadi kurang baik
  3. Kalau ada lingkaran retraksi yang patologis
  4. Setelah pembukaan lengkap dan pecahnya ketuban, kepala dalam 2 jam tidak mau masuk ke dalam rongga panggul walaupun his cukup kuat.
  5. Forcepe gagal
Dalam keadaan-keadaan tersebut diatas dilakukan SC.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Dalam Obstetri yang terpenting bukan panggul sempit secara anatomis melainkan panggul sempit secara obstetri atau fungsional artinya perbandingan antara kepala dan panggul. Contohnya panggul ukuran normal tetapi bayi ukurannya besar sehingga tidak seimbang antara ukuran bayi dengan jalan lahir. Panggul sempit tetap bayinya kecil/prematur maka masih bisa bayinya lahir secara normal.
Derajat panggul sempit ditentukan oleh ukuran/jarak antara bagian bawah tulang kemaluan (os pubis) dengan tonjolan tulang belakang (promontorium). Jarak ini dinamakan konjugata vera (garis merah pada gambar di bawah ini).
Dikatakan sempit Ringan: jika ukurannya 9-10 cm, Sempit sedang: 8-9 cm, sempit berat: 6-8 cm dan sangat sempit jika kurang dari 6 cm.
Untuk panggul sempit ringan masih bisa dilakukan persalinan percobaan sedangkan mulai sempit sedang dan seterusnya dilakukan persalinan dengan operasi SC.

B.       Saran
Ibu untuk selalu memperhatikan kehamilannya dan selalu memeriksakan kehamilannya ke bidan agar komplikasi-komplikasi persalinan yang mungkin terjadi bisa diketahui sedini mungkin.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

DAFTAR PUSTAKA

- Mother And Baby Sat, 26 May 2007 Sumber: Tabloid Ibu
Anak
- http://www.skripsi-tesis.com
- http://www.womenshealth.gov/faq/anemia.cfm
- Mochtar, R. 1998 . Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: EGC
- Saifudin, A.B. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP
- (Trisno Haryanto, ahli gizi dan dietetik, lulusan Akademi Gizi, Malang)
- http://www.google.co.id/



Minggu, 01 April 2012

Metode PERSALINAN AKTIF UNTUK MENGURANGI SAKIT PERSALINAN

Persalinan aktif (Active Birth) merupakan cara sederhana dan nyaman untuk menjalani persalinan normal tanpa meminimalkan rasa sakit. Tubuh yang rileks dan pikiran yang terbuka adalah syarat utama menjalankan metode ini. Di Inggris cara ini sedang sangat popular yang digagas oleh Ginekolog Janet Balaskas. Metode ini memberi kebebasan pada ibu untuk mengikuti insting dan panggilan psikologis tubuhnya untuk melalui persalinan dan mengurangi rasa sakit.
Persalinan aktif dimulai sejak awal kehamilan. Metode ini melibatkan kemitraan sejati antara ibu dan ahli medis. Pendekatan metode ini adalah melakukan apapun yang mungkin dilakukan untuk meningkatkan terjadinya persalinan alamiah atau persalinan yang sesuai dengan panggilan tubuh. Tujuannya menghindari penggunaan obat atau intervensi rutin yang sebenarnya tidak perlu. Artinya juga memiliki pengetahuan dan kebijaksanaan tentang waktu yang tepat untuk memberikan obat atau intervensi cara yang terbaik menggunakannya demi meminimalkan efek samping.
Salah satu insting dan panggilan tubuh ibu yang alamiah adalah mencari posisi paling naman dan tidak sakit. Sayangnya selama ini ibu sering mengabaikan panggilan ini karena ketidaktahuan bahwa ada posisi tubuh yang dapat membuat ibu nyaman dan tidak sakit. Hal ini karena ibu terjebak dalam aturan rumah sakit,misalnya anjuran untuk terus berbaring di ranjang, sehingga ibu memilih posisi pasif.
Ketika ibu bergerak bebas dan aktif, sebenarnya ibu dapat menemukan posisi yang nyaman yaitu posisi tegak. Ibu dapat mengeksplorasi posisi yang nyaman menurutnya, contohnya berjalan, berlutut, duduk atau jongkok. Berikut ini manfaat dari active birth:
1. Berkurangnya Sakit
Sebenarnya posisi berbaring saat kontraksi akan melawan gravitasi serta membuat kontraksikurang efisien dan lebih menyakitkan. Saat kontraksi cenderung kurang menyakitkan jika ibu dalam posisi tegak daripada berbaring , ini karena sepanjang kontraksi rahim maju secara alamiah.
2. Lebih banyak Oksigen untuk Bayi
Dalam posisi berbaring, atau setengah berbaring, berat rahim dapat mencapai 5 kg dan menindih pembuluh darah besar yang mengalirkan darah ke rahim sehingga bayi kekurangan oksigen. Suplai oksigen untuk bayi akan lebih baik jika ibu tegak daripada berbaring. Jika ibu bangun dan bergerak, ibu bernapas lebih baik, sehingga lebih banyak oksigen untuk bayi.

3. Posisi optimal
Posisi tegak mencegah terjadinya posisi bayi yang salah, sunsang, atau menyakitkan ibu.
4. Kontraksi Efektif
Jika ibu berbaring,tekanan bayi berkurang, sehingga peregangan mulut rahim lebih lambat. Posisi tegak menyediakan lebih banyak ruang untuk bayi dan mengurangi rasa sakit, khususnya sakit punggung.Selain itu berat bayi akan menekan rongga panggul dan meregangnkan mulut rahim. Sehingga persalinan akan lebih singkat.
5. Lebih mudah Mengejan
Dalam posisi tegak,daya gravitasi ikut menarik ibu saat mengejan,posisi bayi turun jadi lebih mudah,tinggal meluncur dan keluar.
6. Lebih Kecil Risiko Perobekan Perinium
Jika tegak, perinium, dapat melebar dengan leluasa sehingga bayi lebih mudah melewati dan mengurangi risiko robekan.
7. Mempererat Hubungan Ibu, Bayi dan Pendamping Persalinan
Di akhir persalinan, ibu akan merasa takjub dan puas dengan seluruh pengalaman yang dilaluinya. Ibu dan bayi berbagi hormon Oksitosin dan Endorfin. Hormon yang membuat mereka mempunyai hubungan yang lebih erat. Umumnya pendamping persalinan atau pasangan pun lebih banyak terlibat dalam metode persalinan aktif, baik secara fisik maupun emosional. Kenangan bersama ini akan sangat berkesan dan merupakan awal yang baik dalam memulai kehidupan sebagai keluarga baru.

Kalau artikel ini bermanfaat tolong diberi rating ya..trimakasih

Sumber:
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/gynecology/2089683-metode-persalinan-aktif-untuk-mengurangi/

HUBUNGAN ANTARA EDEMA DENGA SIRKULASI DARAH

Istilah edema berarti perluasan atau pengumpulan volume cairan interstisial. Keadaan ini dapat setempat atau umum, tergantung dasar etiologinya. Edema biasanya dikatakan sebagai akumulasi kelebihan cairan dalam kulit. Namun cairan ini dapat “pindah” ke tempat lain, seperti menjadi asites, efusi pleural, efusi pericardial, dan edema paru.

Penyebab Edema
Ada lima mekanisme yang berhubungan secara umum : penurunan tekanan osmotic koloid, peningkatan tekanan hidrostatik kapiler, peningkatan permeabilitas kapiler, obstrukso limfatik, dan kelebihan natrium dan air tubuh. Beberapa bentuk edema diakibatkan oleh lebih dari satu mekanisme.
Penurunan tekanan osmotic koloid. Bila protein plasma di dalam darah menipis, kekuatan ke dalam menurun, yang memungkinkan gerakan ke dalam jaringan. Ini menimbulkan akumulasi cairan dalam jaringan dengan penurunan volume plasma sentral. Ginjal berespons terhadap penurunan volume sirkulasi melalui aktivasi system aldosteron-renin-angiotensin, yang mengakibatkan reabsorbsi tambahan terhadap natrium dan air. Volume intravaskuler meningkat sementara. Namun, karena defidit protein plasma belum diperbaiki, penurunan tekanan osmotic koloid tetap rendah dalam proporsi terhadap tekanan hidrostatik kapiler. Akibatnya cairan intravaskuler bergerak kedalam jaringan, memperburuk edema dan status sirkulasi.

Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler. Penyebab paling umum dari peningkatan tekanan kapiler adalah gagal jantung kongestif dimana peningkatan tekanan vena sistemik dikombinasi dengan peningkatan volume darah. Manifestasi ini adalah karakteristik untuk gagal ventrikel kanan, atau gagal jantung kanan. Bila tekanan ini melebihi 30mmHg terjadi edema paru. Penyebab lain dari peningkatan tekanan hidrostatik adalah gagal ginjal dengan peningkatan volume darah total, peningkatan kekuatan gravitasi akibat dari berdiri lama, kerusakan sirkulasi vena, dan obstruksi hati. Obstruksi vena biasanya menimbulkan edema local daripada edema umum karena hanya satu vena atau kelompok vena yang terkena.

Peningkatan permeabilitas kapiler. Kerusakan langsunga pada pembuluh darah, seperti pada trauma luka bakar, dapat meyebabkan peningkatan permeabilitas hubungan endothelium. Edema local dapat terjadi pada  respons terhadap allergen, seperti sengatan lebah. Pada individu tertentu, allergen ini dapat mencetuskan respons anafilaktik dengan edema luas yang ditimbulkan oleh reaksi tipe histamine. Inflamasi menyebabkan hyperemia dan vasodilatasi, yang menyebabkan akumulasi cairan, protein, dan sel pada area yang sakit. Ini mengakibatkan pembengkakan edema (eksudasi) area yang terkait.

Obstruksi limfatik. Penyebab paling umum dari obstruksi limfatik adalah pengangkatan limfonodus dan pembuluh darah melalui pembedahan untuk mencegah penyebaran keganasan. Terapi radiasi, trauma, metastasis keganasan, dan inflamasi dapat juga menimbulkan obstruksi luas pada pembuluh darah. Obstruksi limfatik menimbulkan retensi kelebihan cairan dan protein plasma dalam cairan interstisial. Pada saat protein mengumpul dalam ruang interstisial, lebih banyak air bergerak ke dalam area. Edema biasanya lokal.

Kelebihan air tubuh dan natrium. Pada gagal jantung kongestif, curah jantung menurun pada saat kekuatan kontraksi menurun. Untuk mengkompensasi, peningkatan jumlah aldosteron menyebabkan reytensi natrium dan air. Volume plasma meningkat, begitu juga tekanan kapiler intervaskular vena. Jantung yang gagal ini tidak mampu memompa peningkatan aliran balik vena ini, dan cairan dipaksa masuk ke dalam interstisial.

Jenis Edema
Edema pitting mengacu pada perpindahan air interstisial oleh tekanan jari pada kulit, yang meninggalkan cekungan. Setelah tekanan dilepas, memerlukan beberapa menit bagi cekungan ini untuk kembali pada tekanan semula. Edema pitting sering terlihat pada sisi dependen, seperti sacrum pada individu yang tirah baring. Begitu juga tekanan hidrostatik gravitasi meningkatkan akumulasi cairan di tungkai dan kaki pada individu yang berdiri. Edema non pitting terlihat pada area lipatan kulit yang longgar seperti ruang periorbital pada wajah. Edema non pitting dapat terjadi setelah thrombosis vena, khusunya vena supervisial. Edema persisten menimbulkan perubahan trofik pada kulit.

Sumber: Buku Patofisiologis <dr.Jan Tambayong>